JAKARTA – Istana Kepresidenan menggelar acara tidak biasa. Pelataran jalan pedestrian di depan Istana Merdeka disulap menjadi panggung catwalk dalam rangka memeriahkan Hari Batik Nasional & Internasional yang diperingati tanggal 2 Oktober setiap tahunnya. Presiden mengundang banyak kalangan, dari para menteri, Panglima TNI dan Kapolri, kepala-kepala daerah, pimpinan BUMN, para artis dan selebritis, serta para desainer fashion batik Indonesia beserta para model ikut melenggak-lenggok di hadapan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin, Minggu (1/10/2023) malam.
Tak terkecuali Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, dr. Harisson, M.Kes. yang didampingi istri selaku Penjabat Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalimantan Barat, Ny. Windy Prihastari, S.STP., M.Si. Dengan mengenakan batik tulis khas Pontianak, keduanya tampil setelah Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, yang tampil berjalan sendiri tanpa didampingi istri.
Pada kesempatan tersebut, Pj. Gubernur Harisson bersama istri, mengenakan batik khas Pontianak produksi Kreasi Sungai Putat di bawah binaan Dekranasda Kota Pontianak. Corak Insang merupakan motif yang digunakan pada kain tenun di Kesultanan Kadriah Pontianak. Penggunaaan motif Corak Insang pada kain tenun Pontianak mulai dikenal pada saat pemerintahan Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie tahun 1771 hingga sekarang.
Corak Insang mulanya digunakan oleh para kaum bangsawan di Istana Kadriah sebagai barang persembahan/cinderamata kepada raja, terutama pada hari keputaran (ulang tahun), sebagai barang hantaran/pengiring pengantin dan antar sirih pinang pada upacara pernikahan, serta upacara upacara tradisional lainnya.
Pada tahun 2017, Tenun Corak Insang Kota Pontianak ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Corak Insang Kreasi Pontianak sendiri kini diakui sebagai karya batik tulis khas yang diadaptasi dari khazanah karakter geologi tanah gambut Kota Pontianak yang kaya manfaat.
Warna khas tanah gambut dan tumbuhan pakis-pakisan yang identik tanah gambut. Gambut berfungsi sebagai tangkapan air dan penyimpanan di musim kemarau. Berkembangnya keanekaragaman hayati parit gambut terbentuk secara alami untuk mengalirkan air di saat musim penghujan. Inilah yang kemudian melekatkan identitas Kota 1000 parit bagi Kota Pontianak.
Pj. Gubernur Kalbar mengajak masyarakat Kalbar untuk selalu menjaga warisan budaya dan seni batik dari leluhur dan melestarikan batik ke seluruh Daerah di Kalbar.
“Batik adalah warisan dari leluhur kita. Warisan budaya ini harus terus kita jaga, kita lestarikan, dan tak lupa kita promosikan, seperti kegiatan malam ini,” ajak Harisson kepada masyarakat Kalbar.
Batik sebagai karya seni telah menjadi kekayaan budaya bangsa Indonesia dan banyak dikagumi khalayak dari berbagai penjuru dunia. Maka dari itu, Pj Gubernur berharap batik khas Kalbar dapat dikenal di seluruh penjuru dunia.
“Kita harus mempromosikan batik atau tenun khas Kalbar ini agar dikenal oleh masyarakat Indonesia maupun masyarakat Internasional,” harapnya.(Adpim)