NEWS - Bureau for Executive Administration Regional Secretariat Of West Kalimantan Province

HARI PARIWISATA SEDUNIA

Dilansir laman Days of The Year, kegiatan melancong atau berpesiar ke tempat lain sudah dikenal dari zaman Kekaisaran Cina Kuno Sebelum Masehi. Di zaman yang lebih modern, tepatnya pada Abad Pertengahan (abad 5 sampai 15 Masehi), kegiatan wisata dianggap menjadi lebih penting. Salah satu faktor utamanya adalah agama. Umat Buddha, Islam, dan Kristen, misalnya, sudah menjalankan tradisi ziarah dengan melakukan perjalanan jarak jauh.
Bermula di 2013 Dengan menelusuri sejarah tersebut, United Nation World Tourism Organization (UNWTO) mulai mempromosikan pariwisata yang berkelanjutan, bertanggung jawab, dan dapat diakses secara universal. Pariwisata dapat menguntungkan wisatawan dan lokasi yang dikunjungi. Tidak hanya itu, pariwisata juga merupakan salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi.
Untuk tujuan ini, UNWTO menyusun Kode Etik Global untuk Pariwisata agar wisatawan tetap dapat melindungi budaya dan lingkungan dari lokasi yang dikunjungi. Hingga akhirnya, Hari Pariwisata Sedunia diresmikan oleh Majelis Umum UNWTO pada 27 September 1979 di Spanyol.
Tema “Tourism for Inclusive Growth” atau “ Pariwisata untuk Pertumbuhan Eksklusif” diangkat karena semua sisi kehidupan dari mulai sosial hingga ekonomi terdampak akibat pandemi COVID-19. Sebagai badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pariwisata, World Tourism Organization (UNWTO) bertanggung jawab dan akan memastikan bahwa sektor pariwisata memiliki harapan di masa depan. Hal ini termasuk komunitas, minoritas, dan generasi muda. Tujuan dari Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) adalah bebas dari kemiskinan dan kesetaraan gender.
Selamat memperingati Hari Pariwisata Sedunia!